SEJARAH PROGRAM STUDI SOSIOLOGI AGAMA
Sejarah Program Studi Sosiologi Agama
Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN
Kajian Agama yang bersifat empiris masih belum menjadi tradisi di lingkungan IAIN, yang sekarang berubah menjadi UIN. Fenomena ini terjadi karena jurusan atau program studi yang dikembangkan di lembaga pendidikan tinggi ini masih pekat dengan nuansa normatif. Meskipun sejak beberapa dekade lalu telah diperkenalkan metode pemikiran rasional dalam menganalisa masalah-masalah keagamaan, tetapi metode ini tampaknya baru bisa beroperasi pada wilayah yang bersifat normatif, tidak menyentuh pada wilayah yang bersifat empiris.
Sementara itu, sebagian besar masalah- masalah keagamaan yang timbul di masyarakat sebenarnya lebih banyak yang bersifat empiris dari pada yang bersifat teoritis-normatif. Oleh sebab itu, seharusnya analisis maupun pemecahan masalah-masalah itupun bersifat empiris, bukan sekedar teoritis –normatif.
Kondisi dan situasi sosial keagamaan masyarakat Indonesia belakangan ini amat memprihatinkan.walaupun selama ini diklaim sebagai masyarakat religius yang toleran dan mayoritas dari mereka mengaku beragama Islam. Peristiwa konflik dengan kekerasan sering melibatkan sentimen keagamaan terjadi susul menyusul.
Karena itu sangat signifikan bila IAIN ikut berpartisipasi dalam memecahkan persoalan bangsa yang krusial ini dengan mempersiapkan calon-calon sarjana yang memiliki kapabilitas tinggi dalam menyelesaikan masalah-masalah sosial keagamaan dengan pendekatan ilmu sosial-empiris .
Dari pengamatan sekilas di masyarakat, saat ini banyak alumni IAIN yang telah berkiprah dalam bidang pengembangan masyarakat (community development) dengan bekerja di berbagai instansi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), mereka tampak trampil (fully skill) dalam melakukan perencanaan, penelitian, dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat, sehingga mereka cukup diakui kontribusinya dalam membangun keberdayaan masyarakat. Namun harus dipahami bahwa skill dan achievment mereka sebenarnya tidak didapat melalui pendidikan formal di IAIN.
Sementara itu, disisi lain, Madrasah Aliya (MA) di seluruh Indonesia sebagai sumber terbesar calon mahasiswa IAIN sejak tahun 1994 telah merubah orientasi kurikulumya dengan melakukan pengayaan ilmu pengetahuan umum lebih banyak dari pada ilmu pengetahuan agama (Islam) yaitu 70 % berbanding 30 %, akibatnya lulusan Madrasah Aliyah (MA) lebih akrab dengan ilmu pengetahuan umum.
Dengan demikian Fakultas Ushuluddin IAIN Jakarta pada tahun akademik 1999/2000 membuka Program Studi Sosiologi Agama sebagai bagian jawaban dari kebutuhn masyarakat akan sarjana agama yang memiliki wawasan ilmu-ilmu sosial-empiris.
Pembukaan Program Studi Sosiologi Agama ini juga dimaksudkan sebagai respon terhadap renca besar IAIN Jakarta untuk melakukan metamorfosa dari sebuah lemabaga pendidikan lembaga tinggi (institut) yang secara spesifik mengkaji ilmu pengetahuan Islam menjadi sebuah universitas (Universitas Islam Negeri) yang mencoba mengintegrasikan keislaman, keilmuan dan kemanusiaan.
0 Comments:
Post a Comment
<< Home